TERUNGKAP: Musik Ternyata Bisa Kurangi Nyeri Pasca-Operasi

Saturday, September 19, 2015 : 6:25:00 PM

Musik membantu pasien mengurangi rasa sakit setelah menjalani operasi. Kesimpulan ini merupakan hasil studi yang dilakukan peneliti dari Northwestern Medicine di Chicago, Amerika Serikat, terhadap sejumlah pasien anak berumur antara 9 hingga 14 tahun.

Pasien yang menjadi obyek studi mendengarkan lagu-lagu Rihanna, Taylor Swift, atau lagu pilihan mereka setelah menjalani operasi besar. Sebagian besar dari mereka memilih lagu-lagu yang beraliran pop, country, rock, dan klasik. "Terapi audio merupakan strategi penting untuk meminimalkan rasa sakit dan efek obat opioid," kata Santhanam Suresh, pemimpin penelitian, seperti dikutip Science Daily.

Suresh adalah profesor anestesiologi dan pediatri di Northwestern University Feinberg School of Medicine. Hasil penelitian yang dipimpinnya itu diterbitkan dalam jurnal Pediatric Surgery pada awal tahun ini.

Dalam studi ini rasa nyeri yang dialami 60 pasien anak dievaluasi. "Setelah dan sebelum terapi audio," kata Suresh. Para peneliti melaporkan tingkat nyeri berdasarkan identifikasi mimik wajah, seperti meringis atau air mata, yang menggambarkan perasaan mereka.

Anak-anak ini dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama mendengarkan musik pilihan mereka selama 30 menit, kelompok kedua membaca cerita pilihan mereka, sedangkan kelompok ketiga tak melakukan apa pun.

Kelompok pasien anak yang menerima terapi audio dan cerita mengalami penurunan rasa nyeri secara signifikan. Adapun kelompok pasien yang tak melakukan keduanya tak mengalami pengurangan rasa sakit.

Suresh percaya terapi audio ini dapat membantu mengurangi jalur sekunder korteks prefrontal, bagian yang menghasilkan memori rasa nyeri. Ide dasarnya, tutur Suresh, adalah sedikit mengalihkan rasa sakit ke kegiatan yang lain. "Ini seperti 'penipuan' otak."

Membiarkan pasien memilih musik atau cerita-cerita pilihannya merupakan bagian penting dari perawatan. Menurut dia, semua orang suka musik, tapi referensi yang dimiliki berbeda-beda.

Salah satu aspek berharga dari penelitian ini adalah kemampuan pasien untuk melanjutkan terapi audio mereka sendiri. Beberapa orang tua bahkan nyaris tak percaya bahwa anak mereka tak mengeluh. "Mereka begitu tenang saat tidur," ujar Suresh, menirukan cerita dari orang tua pasien.

Original link tempo.co

Saat ini 0 komentar :

Copyright © 2016 kasface.com - All Rights Reserved